Penulis Filosofi Teras Blak-blakan soal Dosa Marketing | Marketin Talks with Henry Manampiring

0 views
0%



Buat lo yang masih mikir kalo iklan viral itu adalah satu-satunya persoalan penting dalam marketing, well… you got it wrong, guys!!! Kenapa? Karena marketing itu lebih luas, lebih kompleks, dan beneran lebih rumit dari sekadar ngejar julukan “IKLAN S3 MARKETING”.

Bahkan saking luas dan kompleksnya nih ya, ada banyak banget hal, teori, atau prinsip dalam marketing yang bisa sampe kita terapin dalam kehidupan, termasuk dalam urusan cari jodoh! WOWWW, kok bisa dikait-kaitin sejauh ituuu sih?

NAH, TENANG!

Di video Marketin Talks kali ini, kita bakal ngebahas seluk-beluk marketing yang “sebenar-benarnya”, termasuk di dalamnya… ada bahasan soal “dosa-dosa” yang mungkin masih jamak dilakukan para marketers hari-hari ini, bersama dengan penulis Mega Best-Seller Filosofi Teras sekaligus Praktisi Marketing, Henry Manampiring alias Om Piring!

Langsung aja tonton videonya sampai kelar dan jangan sampai ada yang lo skip, ya! Enjoy! xD

——
🔖 Chapters

00:00 – Intro
02:12 – Backstory of Om Piring
07:23 – Pengalaman Seru di Ranah Marketing
13:24 – Antara Marketing dan Kepenulisan
17:32 – Cerita tentang Buku Terbaru
19:21 – Teori Marketing (4P) dan Kehidupan
22:17 – Marketing Buat Cari Jodoh?
25:05 – Marketing dan Cerita Hidup Om Piring
29:57 – “Dosa” Marketers versi Om Piring
41:40 – Marketing Lebih dari Promosi!
46:25 – Belajar Marketing, Belajar Hidup

——
Marketin is a channel that will provide you all the valuable insights on growth marketing strategies, from data-driven and research-based knowledge to talks with marketing experts. | Part of tempo.co.

Let’s empower your marketing journey by clicking “SUBSCRIBE”, NOW!

——
Go visit our other channels:
📸 Instagram: https://www.instagram.com/hi.marketin/
🎵 TikTok: https://www.tiktok.com/@hi.marketin

——
For business inquiries: 📩 [email protected]

——
A big APPRECIATION to everyone for watching this. See you in our next videos!

Date: July 12, 2024

40 thoughts on “Penulis Filosofi Teras Blak-blakan soal Dosa Marketing | Marketin Talks with Henry Manampiring

  1. Host yg berharga. Rasanya ingin terus mendengarkan Om sharing pengalamannya.

    Nah tp ada masukan nih untuk host nya, krn agak mengganggu ketika host:

    1. memotong kalimat narsum. Ini nggak sopan ya kak, selain mengganggu utk yg sedang fokus menyimak. Agak berbeda dengan host talkshow/berita di TV (yg juga kerap memotong kalimat narsum) karena mereka ada keterbatasan waktu tayang live.

    2. meneruskan kalimat narsum (jd ada 2 org berbicara di waktu yg sama). Ketimbang "nyambung", host jadi terlihat seperti memburu-buru narsum berbicara dan menyelesaikan kalimatnya. Hargailah narsum dg memberinya ruang yg luas untuk berbicara dan bersinar seutuhnya.

    3. menimpali di tengah kalimat narsum dengan "uhum", "yak" dsb. Ini mungkin bisa diganti dengan anggukan kepala, atau matikan mic-nya ketika bukan giliran host berbicara. Pertimbangkan perasaan audience yg juga perlu fokus menyimak topik yg dibicarakan, dan host yg perlu fokus meneruskan kalimat.

    Semangat kak.

  2. Sayang sekali, materinya sudah bagus tapi hostnya kurang banget. Hostnya terlalu banyak hem hem hem dan motong pembicaraan narsum. Saya harus ekstra fokus untuk dengerin dan nyimak materi dari narsum. Semangat kakak host, belajar lagi ya..

  3. Benar sekali ungkapan tersebut, berusahaalah untuk tidak ditinggalkan. Seperti banyaknya brand tas bermunculan baik dari negara cina dan produk lokal yang dianggap lebih keren dan oke, tas shopie martin ratunya tas dengan ketahanan tinggi, dipakai puluhan tahun bentuknya masih sama. Itulah kenapa saya bolak balik hanya beli tas SM tersebut.

  4. Tolong dong untuk kakaknya jangan langsung motong gitu. Tunggu orangnya selesai ngomong dulu baru kasih tanggapan. Sy paham sih mungkin durasi tapi kan narsum ngerti konteks, klo lagi dijawab diem dulu kak nanti juga masuk ke topik. "Oh tapi ada relevansinya? (1)" "Tapi apa tuh relevansinya saat itu? (2)" Ya sabarrrr…Itu lagi dia jawab. Kakaknya motong juga kalimat yg gak penting (mengulangi apa yg di bilang narsum) "Oh dulu sempat di perusahaan X??" Seolah ini pertanyaan penting. Kan dia udah bilang tadi. Tau sih mungkin supaya terkesan antusias tapi kan bisa diganti pakai nada yg less demanding : "Oohh..Pernah di perusahaan X" Jadi narsum bisa menanggapi sedikit dan gak perlu mengganti topik

Leave a Reply